Ibnu Yasin Al-Hajj Al-Hafizh
Adalah nama pena dari H. Tirtayasa yang lahir di Kelanga, K e c a m a t a n Bunguran Timur ( s e k a r a n g Kecamatan Bunguran Timur Laut), Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Natuna), Propinsi Riau (sekarang Propinsi Kepulauan Riau), pada tanggal 6 Nopember 1974. Setelah menamatkan Sekolah Dasar di desanya pada tahun 1987, pada tahun yang sama dia mendaftarkan diri menjadi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Ranai (selesai tahun 1990) dan setelah istirahat kurang lebih setahun, kemudian dia melanjutkan studi di Pondok Pesantren Al-Muayyad, Solo, Jawa Tengah, pada tahun 1991 (sampai tahun 1994). Di pondok pesantren Al-Muayyad tersebut, dia belajar di Madrasah Aliyah dan Madrasah Diniyah Wustha. Di Madrasah Diniyah ini dia mengikuti Program Tahfizhul Qur’an (penghapalan Al-Qur’an) 30 juz dengan mata rantai “sanad” nomor 32 dari Rasulullah, berdasarkan qira’at Imam ‘Ashim riwayat Imam Hafsh menurut jalur Asy-Syathibiyah dengan bertalaqqi kepada K.H. Nizham Abdul Mannan (Surakarta, 31), yang bertalaqqi kepada K.H. Umar Abdul Mannan (Surakarta, 30), yang bertalaqqi kepada K.H. Muhammad Munawwir (Yogyakarta, 29), dan berhasil menyelesaikan program tersebut dalam waktu kurang lebih delapan bulan. Pendidikan formalnya di SLTA diselesaikan pada tahun 1995 di Madrasah Aliyah Darul Ulum, Ranai, Natuna, sebagai alumnus tahun keduadari madrasah tersebut. Kemudian, anak keempat dari enam bersaudara buah perkawinan M. Yasin dan Hj. Patenah ini melanjutkan studinya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta, dengan memilih Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan dapat diselesaikan dengan mendapat predikat Cumlaude pada tahun 2001. Semasa kuliah di UIN Sunan Kalijaga, dia melibatkan diri dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Jurusan PAI, Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Unit Kegiatan Mahasiswa Jam’iyyatul Qurra’ Walhuffazh Al-Mizan, Koperasi Mahasiswa, Kelompok Studi Ilmu Pendidikan, dan Majalah Mahasiswa Paradigma. Setelah menyelesaikan pendidikan S1, pendidikannya dilanjutkan ke Program Pascasarjana (S2) pada perguruan tinggi yang sama dengan mengambil konsentrasi Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam (MKPI) (dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2003). Mulai tahun 2004, dia melanjutkan studi S2 dengan memilih Program Magister Manajemen Pendidikan kerja sama Universitas Negeri Jakarta dengan Universitas Riau. Pada saat ini, di samping mengabdikan diri sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bunguran Timur, Natuna, dia juga dipercayakan menjadi salah satu staf pengajar pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna, yang secara khusus mengampu mata kuliah Tahsin Al-Qur’an dan beberapa mata kuliah lain seperti Ilmu Pendidikan, Ilmu Pendidikan Islam, Filsafat Pendidikan, Ilmu Jiwa Belajar PAI, dan Psikologi Pendidikan. Selain itu, dia juga terlibat dalam beberapa lembaga, ormas dan organisasi kepemudaan di Kabupaten Natuna seperti Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ), Ikatan Persaudaraan Qari’qari’ah dan Hafizh-hafizhah (IPQAH), Panitia Hari Besar Islam (PHBI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU), Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Nahdhatul Ulama (PC LDNU), Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau (DPD LAM Kepri), GRANAT, Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI), Dewan Pimpinan Cabang Barisan Muda Kosgoro 1957, Gerakan Masyakarat Peduli Akhlak Mulia (GMP-AM), Dewan Pimpinan Kabupaten Majelis Dakwah Islamiyah (DPK MDI), Dewan Pendidikan dan lain-lain. Di samping itu, dia juga menulis di beberapa media cetak daerah sepert Radar Kepri, Natuna Pos, Kepri Pos, Metro Natuna, Suara Natuna, Mimbar Mahasiswa STAI Natuna, Bunguran Pos, serta aktif berceramah di beberapa majelis taklim dan mengisi pelatihan di beberapa forum keagamaan dan pendidikan di daerahnya. Suaranya juga sering menghiasi dialog keagamaan di beberapa stasiun radio di Kabupaten Natuna. Wajahnya juga kerap “nongkrong” di Natuna Televisi. Dia juga beberapa kali dipercaya untuk menjadi dewan hakim pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) baik di tingkat Kabupaten Natuna maupun tingkat Propinsi Kepulauan Riau. Pada tahun 2007 dan 2008, dia ditunjuk sebagai salah satu Penasehat Bupati Natuna untuk bidang keimanan. Sejak tahun 2009, dia diberi amanah menjadi imam besar Masjid Agung Natuna, dan mulai tahun 2011,putera jati Melayu ini diberi kepercayaan menjadi salah seorang widyaiswara Kabupaten Natuna. Tulisan pertamanya dalam bentuk puisi dengan judul Beradu dimuat pada koran Serantau Riau, tahun 1988, ketika masih duduk di bangku kelas 2 SMPN Ranai, Natuna. Tulisannya dalam bentuk resensi buku pernah dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat dan Bernas, Yogyakarta. Novel Dalam Naungan Keagungan Cinta adalah buku keduanya setelah antologi fiksi Dalam Naungan Mukjizat Cinta. Sekarang dia sedang menyiapkan penerbitan dua buku antologi puisinya, yaitu Muhasabah Cinta dan Syahadat Rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar